Veda Ega Pratama Naik Kelas ke Moto3, Kebanggaan Baru Balap Indonesia

2025-10-29 12:55:30 | Aji Hardiansyah

Veda Ega Pratama naik ke Moto3 musim depan menggantikan Furusato yang promosi ke Moto2.

Kebanggaan Baru Balap Indonesia

Gunungkidul – Pebalap muda asal Gunungkidul, Veda Ega Pratama, disebut bakal naik kelas musim depan ke ajang Moto3. Ia dikabarkan akan menggantikan pembalap Jepang, Furusato, yang naik ke kelas Moto2 pada tahun 2026 mendatang.

Prestasi yang Membuka Jalan ke Moto3

Berkat prestasinya menjadi juara dua Red Bull MotoGP Rookies Cup 2025, Veda berhak naik kelas ke Moto3 mulai musim depan. Meski usianya belum genap 18 tahun, tetapi karena performanya yang sangat baik dan konsisten, ia dinilai layak melangkah ke Moto3.

Veda saat ini berusia 17 tahun. Dengan usia muda dan catatan prestasi cemerlang, ia memenuhi syarat untuk berlaga di ajang kejuaraan dunia Moto3. Meskipun begitu, hingga kini belum ada keputusan resmi yang diumumkan oleh pihak penyelenggara atau timnya.

Kebanggaan bagi Tanah Air

Doa terbaik tentu kita panjatkan untuk pebalap kebanggaan Tanah Air ini. Mantap, Veda Ega naik kasta ke Moto3! Ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa dari seorang pebalap muda Indonesia. Di usianya yang masih sangat muda, Veda menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, anak bangsa bisa menembus level balap internasional.

Langkah Veda ini menjadi sinyal positif bagi dunia balap Indonesia. Ia masih memiliki perjalanan panjang untuk terus naik kelas, dari Moto3 ke Moto2, hingga mungkin ke MotoGP suatu saat nanti. Ini bukan sekadar impian, tapi hasil nyata dari kerja keras dan pembinaan yang serius.

Perbedaan Veda dari Pebalap Sebelumnya

Memang, ini bukan pertama kalinya pebalap Indonesia berhasil menembus kejuaraan dunia balap motor. Namun, Veda Ega Pratama dinilai berbeda. Saat tampil di ajang Red Bull Rookies Cup saja, ia sudah beberapa kali naik podium. Itu adalah pencapaian besar yang sangat membanggakan, karena di sanalah para calon pebalap MotoGP ditempa.

Biasanya, banyak pebalap muda Indonesia yang langsung naik ke kelas Moto3 atau Moto2 tanpa bekal pengalaman kompetitif yang cukup. Akibatnya, prestasi mereka tidak terlihat menonjol. Namun, perjalanan Veda berbeda. Ia membangun kariernya dari dasar, menunjukkan kualitas dan ketekunan yang luar biasa. Itu sebabnya prestasinya patut diapresiasi setinggi-tingginya.

Dukungan dari Valentino Rossi dan VR46 Riders Academy

Kabar baik lainnya datang dari dunia balap internasional. Indonesia kini bekerja sama dengan legenda MotoGP, Valentino Rossi, melalui program VR46 Riders Academy. Rossi menyatakan komitmennya untuk membantu pembalap muda Indonesia agar bisa menembus ajang balap dunia.

Hal itu disampaikan Rossi dalam acara peluncuran livery spesial Pertamina Enduro VR46 Racing Team di Jakarta, Selasa (30/9). Dalam sambutannya, Rossi mengatakan:

“Kita punya banyak program, kami ada academy di Italia. Kami bisa berbagi pengalaman ini ke Pertamina, supaya pembalap Indonesia bisa masuk ke MotoGP,” kata Rossi.

Ia menambahkan bahwa tahun ini ada lima pembalap muda Indonesia yang mendapat kesempatan berlatih di akademi VR46, termasuk menjalani latihan di Sirkuit Misano. Menurutnya, para pembalap muda Indonesia memiliki semangat dan passion yang luar biasa. Rossi berharap, suatu saat nanti akan ada pembalap Indonesia yang benar-benar turun di ajang MotoGP.

Peran Pemerintah dalam Mendukung Bakat Muda

Masuknya Veda Ega ke kelas Moto3 menjadi bukti bahwa potensi anak muda Indonesia sangat besar. Namun, agar potensi ini terus berkembang, dukungan nyata dari pemerintah sangat diperlukan. Jika pemerintah benar-benar serius dalam memfasilitasi bakat muda, maka bukan hal yang mustahil Indonesia akan memiliki pebalap di kelas tertinggi, MotoGP.

Sayangnya, perhatian terhadap olahraga seperti balap motor masih jauh dari optimal. Popularitas olahraga balap kalah dibandingkan sepak bola. Akibatnya, banyak pebalap muda berbakat yang kurang mendapatkan dukungan dan fasilitas. Padahal, mereka sudah mengharumkan nama bangsa di level internasional.

Bukan hanya di balap motor, hal serupa juga terjadi pada cabang olahraga lain seperti panjat tebing, bulu tangkis, dan atletik. Banyak atlet muda yang berprestasi tinggi namun minim apresiasi. Pemerintah seolah hanya fokus pada sepak bola, karena dianggap lebih populer dan disorot publik.

Kritik yang Membangun

Kritik ini bukan untuk menjatuhkan, melainkan sebagai masukan agar pemerintah lebih adil dalam memberikan perhatian. Saat tim sepak bola Indonesia mendapat apresiasi besar setelah kualifikasi Piala Dunia, itu patut diapresiasi. Namun, di sisi lain, atlet dari cabang lain yang meraih prestasi dunia seharusnya juga mendapat penghargaan setara, bukan sekadar ucapan selamat.

Seperti yang diamanatkan oleh sila kelima Pancasila: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Sudah saatnya prinsip ini benar-benar diterapkan dalam dunia olahraga Tanah Air, agar semua atlet berprestasi, tanpa terkecuali, bisa mendapatkan dukungan dan penghargaan yang layak.

Harapan untuk Masa Depan Balap Indonesia

Keberhasilan Veda Ega Pratama ini menjadi titik awal baru bagi masa depan balap motor Indonesia. Ia telah membuktikan bahwa dengan dedikasi dan kesempatan, pembalap muda Indonesia mampu bersaing dengan dunia. Semoga langkahnya menuju Moto3 menjadi awal yang cerah menuju Moto2 dan MotoGP.

Doa terbaik untuk Veda Ega Pratama! Semoga perjuangannya menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berprestasi dan membanggakan bangsa di kancah dunia.